Sabtu, 27 Desember 2014

Rindu perdamaian

Kini aku tersadar akan lamunku
Janji-janji itu adalah kosong
Hampa

Kedamaian
Persatuan
Kesatuan
Yah, terlalu tinggi aku tuk memimpikannya

Apakah kau dengar rintihan pertiwi ini?
Sayup-sayup melantunkan nada perih
Perih
Perih selaksa tersayat dengan tajamnya pisau kekuasaan

Kisruh
Rusuh
Itulah judul elegi yang tiap hari kian mewangi
Hanya demi para pengembara asing yang datang membawa segenggam kilauan materi,
Pribumi pun terusir dan tersingkir dari tanah leluhur

Sungguh ironis
Bhineka tunggal ika ini serasa mati dengan caranya sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar